I. PENDAHULUAN
Perifiton adalah mikroorganisme baik tumbuhan maupun hewan yang hidup menempel, bergerak bebas atau melekat pada permukaan tumbuhan air di sungai atau laut (Pennak, 1964). Perifiton relatif tidak bergerak, oleh karena itu kelimpahan dan komposisi perifiton di laut dipengaruhi oleh kualitas tempat hidupnya sedangkan mikroalga perifiton dalam suatu perairan mengalir (lotik) lebih berperan sebagai produsen daripada fitoplankton, karena fitoplankton akan selalu terbawa arus, sedangkan mikroalga perifiton relatif tetap pada tempat hidupnya.
Keanekaragaman dan dominansi dari mikroalga perifiton sebagian besar menentukan keanekaragaman jenis dari kelompok-kelompok trofik dalam seluruh komunitas (Graham dan Wilcox, 2000). Mikroalga perifiton dapat digunakan sebagai bioindikator suatu perairan yang terkena bahan pencemaran, selain sebagai pakan alami beberapa jenis mikro konsumer seperti makroinvertebrata dan ikan. Mikroalga perifiton menempel pada substrat sehingga peka terhadap perubahan kondisi fisik-kimia lingkungan, secara alami mempunyai kadar O2 terlarut, kadar CO2 bebas, kadar BOD5, kadar nitrat, amoniak, dan kadar orthofosfat (Nofdianto, 2008).
|
Sargassum merupakan salah satu alga yang hidup di dasar perairan dengan keadaan yang tidak begitu keras, tidak berlumpur, tempat terlindung dari arus dan ombak yang kuat dan di area tersebut masih tergenang air pada pasang surut terendah antara 0,30 – 1 meter (Sadhori, 1980). Menurut Aslan (1998), Sargassum adalah salah satu marga (genus) alga laut dari kelompok alga coklat (Phaeophyceae). Alga coklat ini biasanya dicirikan oleh 3 sifat yaitu (1) adanya pigmen coklat, yaitu fukosantin yang menutupi warna hijau dari pigmen klorofil a dan c, (2) hasil fotosintesis terhimpun dalam bentuk laminarin dan (3) adanya flagel (Tjondronegoro et al., 1989).
Ciri-ciri morfologi dari Sargasssum, yaitu bentuk talus umumnya silindris, percabangan rimbun mempunyai pepohonan di darat, bangun daun melebar, lonjong atau menyerupai pedang, mempunyai gelembung udara (vesicle) yang umumnya soliter, panjangnya dapat mencapai tujuh meter dan warna talus umumnya coklat. Umur tanaman lebih dari satu tahun (perenial), terutama pada bagian pangkal bagian utamanya, sedang sebagian besar thalli dapat rontok atau terlepas secara musiman dalam satu tahun (Kadi dan Atmadja, 1988). Alat pelekatnya terdiri dari cakram pipih, dari cakram ini muncul tangkai pendek silindris yang kuat. Tangkai yang pendek muncul poros-poros silindris panjang Bentuk-bentuk seperti daun, gelembung udara, dan cabang (gambar 1). Perkembangbiakan terdapat poros yang silindris dengan diameter 3 mm (Romimohtarto dan Juwana, 1999). Reproduksi seksualnya dilakukan dengan oogami dan anisogami. Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembelahan sel dan fragmentasi thalli (Gupta, 1981).
blade
vesikel
stipe
holdfast
Gambar 1. Morfologi Sargassum
Di perairan Indonesia, Sargassum umumnya tumbuh di daerah-daerah terumbu karang (coral reef) seperti di Kepulauan Seribu, terutama di daerah rataan pasir (sand flat). Daerah ini umumnya mempunyai dasar berpasir dan kekeringan pada waktu air surut (Atmadja dan Sulistijo, 1988). Jenis–jenis Sargassum yang dikenal di Indonesia ada 12 spesies, yaitu : Sargassum duplicatum, S. histrix, S. echinocarpum, S. garcilimun, S. obtusifolium, S. bunderi, S. polycystum, S. crassifolium, S. microphylum, S. aquafolium, S. vulgare, dan S. polyceratium (Kadi dan Atmadja, 1988).
Hasil survei pendahuluan di Pantai Karapyak ditemukan 3 jenis rumput laut Sargassum yaitu Sargassum crassifolium, Sargassum polycystum dan Sargassum sp. Menurut Sumaryadi (2010), Pantai Karapyak terletak di Desa Bagolo Kecamatan Kalipucang Kabupaten Ciamis Sekitar 20 km dari Pantai Pangandaran atau 78 km dari Alun-alun Kota Ciamis merupakan pantai yang berada di wilayah selatan Pulau Jawa yang berhubungan langsung dengan Samudra Hindia sehingga mempunyai ciri khas berombak besar, selain itu Pantai Karapyak juga memiliki keragaman hayati yang sangat tinggi. Keanekaragaman hayati yang hidup menempel pada rumput laut Sargassum banyak dihuni oleh berbagai jenis dari kelas gastropoda dan mikroalga perifiton.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana keragaman jenis mikroalga perifiton yang terdapat pada blade (lembaran daun) Sargassum di Pantai Karapyak Kabupaten Ciamis.
2. Berapa jumlah individu setiap jenis mikroalga perifiton per satuan luas blade (lembaran daun) Sargassum.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis mikroalga perifiton yang terdapat pada blade Sargassum dan untuk mengetahui jumlah individu setiap jenis mikroalga perifiton per satuan luas blade Sargassum
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang berguna tentang jenis mikroalga perifiton pada blade Sargassum yang berperan penting sebagai pakan alami bagi organisme makroinvertebrata di perairan laut.
II.
MATERI DAN METODE PENELITIAN
|
1.
Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian
|
I.1. Materi Penelitian
Bahan yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah mikroalga perifiton, jenis rumput laut Sargassum yang didapatkan di Pantai Karapyak dan akuades steril sebanyak 4 liter, dan formalin 40 %. Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pH indikator universal berfungsi untuk mengukur pH air laut, hand refraktometer untuk mengukur salinitas, thermometer untuk mengukur suhu, kertas label, kamera digital untuk dokumentasi penelitian, kantong plastik bening, stopwatch untuk mengukur frekuensi gelombang, penggaris, pipet tetes, corong plastik, kuas, roll meter, tali raffia, jerigen, kuadran, botol slang, botol sampel, mikroskop, pinset, object glass, cover glass, tissue, bola pingpong, benang kasur, sedgewichrafter, gelas ukur, buku identifikasi, dan alat tulis.
1.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Pantai Karapyak Kabupaten Ciamis selama 5 Bulan. Identifikasi mikroalga perifiton yang terdapat pada blade Sargassum akan dilaksanakan di Laboratorium Biologi Akuatik Fakultas Biologi Unsoed Purwokerto.
|
2. Metode Penelitian
2.1. Metode Survai
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pengambilan sampel secara acak terpilih. Parameter utama yang diamati adalah mengetahui jenis dan jumlah individu setiap jenis mikroalga perifiton per satuan luas blade Sargassum. Parameter pendukungnya berupa parameter lingkungan diantaranya suhu, salinitas, pH perairan, kecepatan dan frekuensi gelombang air laut (Nybakken, 1992). .
2.2. Cara Kerja Penelitian di Lapangan
2.2.1. Penentuan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ditetapkan di Pantai Karapyak Kabupaten Ciamis.
2.2.2. Pengambilan sampel
30 m
I 50 m II III IV V
250 m
Gambar 2. Skematis pembuatan garis transek dan plot
Keterangan :
: Jarak antar transek sepanjang 250 m : plot : garis transek
: Jarak dari bibir pantai hingga batas pasang surut sepanjang 30 m
Pengambilan sampel dilakukan di satu tempat dengan membuat garis transek sepanjang 250 m, garis pantai dibuat tegak lurus pantai, ditarik mulai batas garis pantai hingga sepanjang ± 10 m, jarak antar transek 50 m dan garis transek di buat 5 buah, setiap transek di ambil 6 plot dengan ukuran 50 x 50 cm2. Pengambilan sampel rumput laut dilakukan dengan Selected Random Sampling yaitu sampel dari suatu populasi diambil secara acak terpilih (Hadi, 1983) pada saat air sedang surut atau hampir surut. Mikroalga perifiton yang menempel di permukaan blade Sargassum diambil dengan mengerik lapisan mikroalga perifiton yang menepel pada permukaan blade Sargassum menggunakan kuas sambil di aliri air akuades steril, mikroalga perifiton akan di tampung dalam botol sampel yang telah diberi formalin untuk mengawetkan sampel. Kemudian Luas permukaan blade Sargassum yang di kuas diukur setiap kali sampling.
Perhitungan luas permukaan blade Sargassum dilakukan dengan cara:
a. Sebelum dihitung blade ditimbang terlebih dahulu sebanyak 5 gram dari setiap jenis rumput laut Sargassum.
b. Luas blade dibagi menjadi dua segitiga dan satu persegi panjang
(Gambar 3).
c. blade yang berbentuk segitiga dihitung luasnya menggunakan rumus luas segitiga (mm2) = ½ x a x t, a dan t merupkan alas dan tinggi blade.
d. blade yang berbentuk persegi panjang dihitung luasnya menggunakan rumus luas persegi panjang (mm2) = p x l, p dan l merupakan panjang dan lebar blade.
e. Luas blade dua segitiga dan satu persegi panjang yang didapat tersebut kemudian dijumlahkan sebagai luas permukaan daun (2 x luas segitiga + luas persegi panjang).
f. Luasan blade yang dihitung adalah luasan permukaan atas ditambah luas permukaan bawah.
g. blade yang ukurannya berlainan, dihitung luasnya dengan cara yang sama
a t III
I t l II
p
Gambar 3. Cara pengukuran luas blade Sargassum
keterangan:
t = tinggi
a = alas
p = panjang
l = lebar
2.2.3. Parameter pendukung lingkungan
2.2.1 Pengukuran Suhu
Suhu diukur dengan memasukkan thermometer ke dalam air sampai beberapa menit sampai skala stabil, suhu yang terlihat kemudian dicatat. Pengukuran suhu dilakukan pada saat air laut surut.
2.2.2. Pengukuran Salinitas
Pengukuran salinitas dilakukan dengan menggunakan hand refraktometer dengan cara meneteskan air laut pada kaca refractometer lalu dilihat skala salinitasnya. Pengukuran salinitas dilakukan pada saat air laut surut.
2.2.3. Pengukuran Derajat Keasaman (pH)
Pengukuran pH air laut dilakukan dengan menggunakan pH indikator universal yang dimasukkan dimasukkan ke dalam air dan ditunggu sesaat, warna yang timbul kemudian dicocokkan dengan warna pada petunjuk penggunaan. Pengukuran tersebut dilakukan pada saat air laut surut.
2.4.4. Pengukuran Frekuensi Gelombang
Pengukuran frekuensi gelombang dilakukan dengan menghitung interval waktu antar gelombang per menit menggunakan stopwatch.
2.4.5. Pengukuran Gerakan Air
Pengukuran gerakan air laut dilakukan dengan menggunakan bola pingpong yang diikat dan diberi beban berupa batu kemudian jarak tempuh bola pingpong dihitung per menitnya menggunakan stopwatch.
2.3. Pengamatan Mikroalga Perifiton di Laboratorium
Mikroalga perifiton yang telah diawetkan di dalam botol sampel kemudian diidentifikasi di bawah mikroskop dengan perbesaran 40x dan untuk perhitungan jenis dengan perbesaran 100x , dilakukan pengamatan pada 25 lapang pandang diulang sebanyak 3 kali. Sampel mikroalga perifiton yang diperoleh diidentifikasi menggunakan pustaka Davis (1955), Thompson (1959) dan Sachlan (1982) dengan membedakan struktur fisik dari masing-masing mikroalga perifiton yang ditemukan pada blade Sargassum. di Pantai Karapyak.
- Metode Analisis
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan sampling dilakukan untuk memberikan gambaran tentang keragaman jenis mikroalga perifiton yang terdapat pada blade rumput laut Sargassum serta mengetahui setiap jumlah individu spesies yang ditemukan per satuan luas pada blade Sargassum. Analisis keragaman jenis mikroalga perifiton menggunakan indeks keragaman Shannon-Weaver (Odum, 1996), sedangkan indeks dominansi dihitung menurut indeks dominansi Simpson sebagai berikut:
H’ = -Σ Pi ln Pi
D = ∑ ( ni/N )2
Keterangan:
H’ : Indeks keragaman Shannon-Weaver
D: Indeks dominansi jenis mikroalga perifiton
Pi : ni/N
ni : Jumlah biomassa ke-i
N : Jumlah total biomassa
Analisis kesamaan kelimpahan mikroalga perifiton dilakukan menggunakan analisis pengelompokan atau cluster analisis yang dilihat berdasarkan tingkat keragaman komposisi spesies yang hasilnya berupa dendogram. Analisis cluster yang digunakan merupakan paket Bio-Diversity Version 2 (Mc Aleece, 1997), pengelompokkannya berdasarkan rumus kesamaan (Bray and Curtis, 1957 dalam Whitton, 1975) sebagai berikut: